Semua
orang selalu berusaha memilih yang terbaik. Untuk siapa? Bisa jadi untuk
dirinya, atau mungkin untuk orang yang dicintai, dihormati, diseganinya, bahkan
mungkin untuk hal-hal yang memiliki urgensi. Bukankah begitu? Kita disodori
pilihan-pilihan yang kadang membingungkan, dan beberapa situasi memaksa kita
untuk memilih satu yang (dianggap) terbaik. Dalam situasi seperti itu, akankah
kau memilih yang paling menguntungkan bagi dirimu? Atau akankah kau bersedia
mengorbankan dirimu untuk kepentingan lain?
Tidak
mudah untuk dihadapkan pada pilihan-pilihan yang berat. Tentu saja, kita harus
memilih dengan mempertimbangkan skala prioritas, bukan? Priority, one does not simply. Naluri manusia menyusun skala
prioritas dari mana? Logika atau perasaan. Plot
twist: logika dan perasaan sering tak sejalan. Yang diagungkan perasaan
terkadang disepelekan oleh logika, demikian sebaliknya. Perlu diingat bahwa
posisi keduanya seimbang. Tidak ada yang lebih baik dan tidak ada yang lebih buruk.
Beberapa
di antara kita cukup cerdas untuk memilih berdasarkan logika, sedangkan sisanya
cukup baik hati untuk memilih berdasarkan perasaan. Namun, menyedihkan apabila
pilihan yang diambil bukanlah apa yang benar-benar diharapkan. Bagaimana jika
kita dituntut untuk memilih berdasarkan logika, sementara perasaan tidak
setuju? Tetapi, tentu saja, semua pilihan yang kita ambil memiliki
konsekuensinya masing-masing. Antara logika dan perasaan terkadang memberikan
pilihan yang baik bagimu, namun tidak bagi orang di sekitarmu, demikian
sebaliknya.
Ya,
dalam hal-hal tertentu kita dipaksa memilih. Tidak hanya memilih menggunakan
logika atau perasaan, tetapi juga memilih mana yang memiliki pengaruh lebih
baik, entah bagimu atau bagi semua orang. Jika kita memilih yang terbaik untuk
diri sendiri, apakah kita harus mengorbankan kepentingan lain? Jika kita memilih
untuk kebaikan bersama, apakah akan mengorbankan diri kita sendiri? Entahlah.
Yang pasti, pilihan-pilihan yang kita ambil adalah yang (diharapkan) paling bijaksana. Jangan disesali, karena pilihan yang (dianggap) bijaksana memiliki pengaruh yang lebih besar.
Yang pasti, pilihan-pilihan yang kita ambil adalah yang (diharapkan) paling bijaksana. Jangan disesali, karena pilihan yang (dianggap) bijaksana memiliki pengaruh yang lebih besar.
No comments:
Post a Comment