Tuesday 8 October 2013

Kotaku yang Kucinta #bridgingcourse

Semarang adalah kota di mana saya tinggal selama 17 tahun terakhir ini sebelum akhirnya saya memutuskan untuk menuntut ilmu di kota pelajar. Tempat yang sekarang menjadi ibukota Provinsi Jawa Tengah ini mulanya berawal dari suatu daerah bernama Pragota (yang sekarang menjadi Bergota) yang pada abad ke-15 diduduki oleh utusan dari Kerajaan Demak yaitu Kyai Ageng Pandanaran. Dari yang mulanya menyebarkan agama Islam, Kyai Ageng Pandanaran mulai memajukan daerah tersebut hingga akhirnya menjadi subur dan bermunculan pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan nama daerah itu menjadi Semarang. Pada masa kekuasaan Ki Ageng Pandanaran, putra dari Kyai Ageng Pandanaran, daerah Semarang semakin berkembang hingga akhirnya disahkan sebagai sebuah Kabupaten oleh Sultan Hadiwijaya pada tanggal 2 Mei 1547 bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Dan sampai sekarang, tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai hari jadi Kota Semarang.


Selain sejarah yang unik, Kota Semarang juga memiliki banyak ciri khas terutama dalam bidang pariwisata dan kuliner. Untuk tempat wisata, kawasan Kota Lama, Lawang Sewu, dan Sam Poo Kong adalah tujuan yang wajib dikunjungi. Tempat-tempat tersebut memiliki nilai sejarah yang menarik sekaligus nilai estetika yang khas sehingga kerap kali digunakan sebagai objek pemotretan. Untuk kuliner, menu khas yang menjadi juara untuk dibawa sebagai buah tangan adalah bandeng presto. Di sepanjang Jalan Pandanaran dapat kita lihat berbagai pusat oleh-oleh yang menyediakan bandeng duri lunak ini. Selain itu, jajanan yang khas dan favorit adalah lunpia yaitu makanan ringan yang terbuat dari rebung yang digulung menggunakan kulit crispy seperti pangsit. Karena sangat terkenal akan lunpianya, bahkan jajanan tersebut menjadi trademark Kota Semarang hingga dijuluki sebagai Kota Lunpia. Selain Kota Lunpia, julukan lain bagi Semarang adalah Kota ATLAS yang merupakan akronim dari Aman, Tertib, Lancar, Asri, dan Sehat.

Letaknya yang ada di dekat laut membuat Kota Semarang memiliki pelabuhan di tepi pantai dan daerah dataran rendah yang cukup luas. Daerah dataran rendah berada di utara Kota Semarang seluas 4 kilometer dari tepi pantai, sedangkan sisanya di selatan adalah dataran yang agak tinggi. Namun, keberadaan dataran rendah yang luas inilah menyebabkan kota ini acap kali dilanda banjir atau luapan air laut (rob) di berbagai daerah tertentu. Selain itu, kondisinya yang dekat dengan laut membuat berbagai daerah di Kota Semarang memiliki suhu udara yang tinggi dan kering terutama di siang hari.

Dalam bidang pembangunan infrastruktur, Kota Semarang mungkin masih kalah jika disandingkan dengan ibukota provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa seperti Bandung dan Surabaya, namun dari segi keamanan dan kenyamanan sebagai tempat tinggal, Kota Semarang masih menjadi unggulan. Kemacetan yang terjadi tidak separah kota-kota besar lainnya dan hanya terjadi pada jam-jam tertentu seperti waktu berangkat atau pulang kantor. Selain itu, mudahnya akses transportasi juga merupakan faktor mengapa Kota Semarang tetap menjadi pilihan.

Perasaan nyaman yang saya dapatkan selama hidup di Kota Semarang membuat saya tidak mudah melupakan kota ini. Walau memiliki beberapa kekurangan, kota ini tetap menjadi kebanggaan karena kelebihan-kelebihan lainnya yang dapat menutupi kekurangan tersebut. Kota Semarang dapat menjadi lebih baik lagi jika kita sebagai warganya senantiasa menjaga dan merawat terutama dalam bidang kebersihan dan pengolahan sampah agar tidak menghambat saluran pembuangan air dan nantinya menyebabkan rob. Selain itu, pembangunan untuk perbaikan infrastruktur harus terus dilakukan agar Kota Semarang dapat terus berkembang menjadi lebih baik dan sesuai dengan julukannya yaitu kota yang aman, tertib, lancar, asri, dan sehat.

No comments:

Post a Comment