Menurut KBBI, definisi sabar adalah tabah, tenang, dan tidak
tergesa-gesa. Lalu bagaimana menurut kalian sendiri? Bagi saya, sabar tidak
terbatas dalam konteks kerelaan menunggu seseorang atau sesuatu yang kita
harapkan kejadiannya, namun juga bagaimana rasa toleran kita dalam menghadapi
kejadian dan perlakuan yang sebenarnya tidak kita inginkan. Sebagai contoh:
menunggu dalam sebuah antrian, itu dinamakan sabar; mendapatkan hal-hal tidak
sesuai harapan tapi masih sanggup menjaga ketenangan pikiran, itu juga bisa
dinamakan sabar.
Dalam tulisan kali ini, mungkin saya akan cenderung membahas
contoh yang kedua. Pastinya dalam hidup ini ada kejadian yang tidak sejalan
dengan apa yang kita harapkan, bukan? Hal itu terjadi pada semua orang, entah
dalam porsi banyak ataupun sedikit.
Ketika suatu hal buruk menimpa orang lain dan kita merasa
tidak dapat melakukan hal yang berarti, seringkali kita akan berkata “sabar
ya”, entah dalam pengucapannya benar-benar sepenuh hati atau reflek pikiran
yang disalurkan ke lafalan bibir saja, itu tergantung situasi dan kondisi.
Apabila hal tersebut benar-benar dimaksudkan sepenuhnya, maka yang diharapkan
adalah orang yang sedang diuji tersebut diberi kekuatan lebih dalam menghadapi
masalahnya. Bagi yang mengucapkan, mungkin terasa mudah, cukup mengucapkan dua
suku kata yang terdiri dari lima huruf. Atau mungkin saat mengucapkan “sabar”, kita
merasakan empati dan ikut merasa sedih jika yang mendapatkan kejadian buruk
tersebut adalah orang-orang terdekat kita. Namun, bagaimanapun kesedihan dan
empati kita, tidak akan sama dengan yang merasakan langsung. Ya, bagaimana jika
kita berada di posisi tidak beruntung tersebut? Jika hal yang dihadapi
merupakan cobaan berat, ucapan “sabar ya” hanya akan terdengar sebagai ungkapan
klise di telinga kita, bukan? Apakah kita dapat menghadapi hal-hal tersebut
dengan ketenangan dan rasa toleran? Saya rasa tidak semudah itu. Karena sabar
itu mudah diucapkan, tetapi sulit dilakukan.
Kesulitan-kesulitan dalam merealisasikan ungkapan “sabar”
dapat disebabkan oleh banyak hal. Bisa saja kesulitan yang dihadapi terasa
sangat berat, baik itu disebabkan oleh kondisi atau individu lain. Tapi,
ingatkah kalian akan kata pepatah, “Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar
batas kemampuan umat-Nya”? Saya rasa hal itu benar adanya. Untuk setiap masalah
pasti ada jalan, tergantung ketekunan dan usaha kita dalam mencari jalan keluar
tersebut. Bisa juga yang kita butuhkan hanyalah waktu yang lebih, kekuatan yang
lebih, dan dukungan yang lebih. Memang sulit, tapi bukan mustahil.
Apabila kalian merasa lelah atau merasa di ujung kemampuan
dalam menghadapi sesuatu, yang perlu dilakukan hanyalah menenangkan diri dan
memperpanjang rasa toleran. Seberat apapun, nikmati saja prosesnya. Jangan beri
batas untuk kesabaran.
Sabar itu tanpa batas, jika masih dalam batasan
ya namanya belum sabar.